KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala
kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum berjudul “ Pembuktian Hukum Mendel “.
Adapun penulisan laporan praktikum ini bertujuan untuk membuktikan teoti
hukum mendel tentang pewarisan sifat secara acak dari dua individu.
Dalam penulisan praktikum ini, berbagai hambatan telah penulis alami.
Oleh karena itu, terselesaikannya laporan praktikum ini tentu saja bukan karena
kemampuan penulis semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari
pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan
hati mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pengajar Mata Pelajaran Biologi kelas
XII IA 1 yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan praktikum
ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan praktikum ini.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari pengetahuan dan
pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan praktikum
ini lebih baik dan bermanfaaat.
Serta akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan YME selalu membalas budi
baik anda semua.
Tasikmalaya, 03 Februari 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
....................................................................................................
|
i
|
|||||||||||||||||||||||||||||
DAFTAR ISI
................................................................................................................
|
ii
|
|||||||||||||||||||||||||||||
1.1 Landasan Teori
...................................................................................................
|
1
|
|||||||||||||||||||||||||||||
1.2 Alat dan Bahan ...................................................................................................
|
2
|
|||||||||||||||||||||||||||||
1.3 Cara Kerja
...........................................................................................................
|
2
|
|||||||||||||||||||||||||||||
1.4 Tabel Hasil Pengamatan
.....................................................................................
|
3
|
|||||||||||||||||||||||||||||
1.5 Pertayaan Dan Jawaban
.....................................................................................
|
3
|
|||||||||||||||||||||||||||||
1.6 kesimpulan
.........................................................................................................
|
5
|
|||||||||||||||||||||||||||||
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM
PEMBUKTIAN HUKUM MENDEL
1.1 Landasan
Teori
Hukum
Mendel
Hukum I Mendel (Segregasi) adalah mengenai kaidah pemisahan alel pada
waktu pembentukan gamet.
Hukum I Mendel mengatakan bahwa pada waktu
pembentukan gamet, terjadi segregasi (pemisahan) alel-alel suatu gen secara
bebas dari diploid menjadi haploid.
Hukum II Mendel, atau
yang dinamakan dengan hukum penggabungan bebas (The Mendeltian law of
independent assortment) mengenai ketentuan penggabungan bebas yang harus
menyertai terbentuknya gamet pada perkawinan dihibrid. Hukum Mendel II
menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet alel-alel berbeda yang telah
bersegrasi bebas (misal alel B, memisah dari alel b, serta alel K, memisah dari
k) akan bergabung seta bebas membentuk kombinasi alel yang berbeda.
Pesilangan Monohibrid adalah perkawinan yang menghasilkan
pewarisan satu karakter dan mempunyai dua sifat beda.
Penyimpangan semu hukum mendel yaitu rasio fenotip yang ditemukan pada
kejadian ini umumnya mengikuti prinsip hukum mendel. Rasio tersebut merupakan
penjumlahan dua atau lebih angka-angka pada perbandingan hukum mendel.
Epistasis dan hipostasis merupakan penyimpangan semu hukum mendel. Epistasis
adalah baian domina domina yang menutupi gen dominan lain yang bukan alelnya,
sedangkan hipostasis adalah gen dominan yang ditutupi.
Reproduksi (perkembangbiakan) secara seksual terjadi melalui peleburan
gamet jantan dan gamet betina. Menurut Mendel, setiap sifat dikendalikan olah
sepasang faktor keturunan yang disebut gen. Pada pembentukan gamet dalam
peristiwa meiosis, pasangan keduagen berpisah. Kemudian pada saat fertilisasi,
gamet-gamet yang mengandung gen itu akan melebur secara acak. Pada praktikum
ini, akan mempelajari angka-angka perbandingan Mendel melalui teori kemungkinan
serta memahami pengertian dominan, resesif, fenotipe,dan genotype.
1.2 Alat
dan Bahan
1)
Model gen (atau kancing) berwarna
merah dan putih masing-masing 100 biji
2)
Dua buah kotak genetika atau piring
1.3 Cara
Kerja
1)
Sediakan model gen merah dan putih
masing-masing 100 biji.
2)
Pisahkan sepasang model gen merah dan
sepasang model gen putih. Model gen ini dimisalkan sebagai individu merah dan
individu putih.
3)
Pisahkan pasangan gen pada langkah
nomor 2.
4)
Perlakuan ini dimisalkan peristiwa
pemisahan gen gen pada pembentukan gamet baik oleh individu merah ataupun
individu putih. Gabungkan model gen jantan merah dan model betina putih dan
begitu pula sebaliknya. Hasil yang terbentuk adalah F1, keturunan individu
merah dan putih.
5)
Pisahkan kembali model gen merah dari
model gen putih (pada nomor 4). Perlakuan ini menggambarkan pemisahan gen pada
pembentukan gamet oleh F1.
6)
Letakkan sama banyak model gen betina
dan model gen jantan baik merah maupun putih ke dalam kotak terpisah, yaitu ke
dalam kotak “betina” dan “kotak jantan”
7)
Dengan mata tertutup, ambillah secara
acak (dikocok dahulu sebelumnya) sebuah gen dari masing-masing kotak, kemudian
pasangkan.
8)
Lakukanlah terus menerus pengambilan
model gen dari kedua kotak sampai habis.
9)
Catatlah setiap pasang model gen dari
kedua kotak sampai habis.
10)
Catatlah setiap pasang model gen yang
diambil itu ke dalam tabel pengamatan.
1.4 Tabel
Hasil Pengamatan
1.5 Pertanyaan
dan Jawaban
1)
Dari hasil percobaan diatas, buatlah
perbandingan frekuensi antara
pasangan-pasangan :
(merah-merah):
(merah – putih): (putih – putih) =
53 : 96
: 51
= 53/51 : 96/51 : 51/51
=
1.03 : 1,88
: 1
=
1 : 2
: 1
2)
Kalau pasangan-pasangan model gen
merah – putih disusun sedemikian rupa sehingga kalau model gen merah diatas
putih, warna apa yang tertutup dan warna apa yang menutupinya?
Jawab :
warna putih yang tertutup dan warna merah yang menutupinya.
3)
Pasangan model manakah yang dimaksud
pada soal nomor 2?
Jawab:
pasangan gen merah – putih.
4)
Bagaimanakah perbandingan jumlah
pasangan-pasangan gen tersebut apabila pasangan merah – putih diletakkan
seperti pada nomor 2?
Model gen hitam yang menutupi model
gen putih sehingga warna merah tampak disebut dominan, dan model gen putih yang tertutup dinamakan resesif.
Jawab:
(merah – merah) + (merah – putih) : (putih – putih) = 149 : 51.
5)
Berapa macam pasangan gen yang kamu
peroleh? Jelaskan!
Bentuk pasangan model gen dengan
melihat model gen yang menyusunnya disebut bentuk genotipe.
Jawab :
Tiga, yaitu Merah – merah, merah – putih, putih – putih.
6)
Dilihat dari warna yang tampak saja,
berapa macam pasangan model gen?
Bentuk pasangan model gen ditinjau
dari warna yang tampak dinamakan fenotipe.
Jawab:
dua, merah dan putih.
7)
Apabila percobaan di atas adalah
persilangan dua hewan yang F1-nya berfenotipe bulu merah dengan fenotipe Mm,
dan model gen merah adalah gen yang bersifat dominan dan diberi simbol M,
sedangkan gen putih bersifat resesif diberi simbol m, maka:
a.
Lengkapilah skema persilangan dibawah
ini dengan menggunakan genotipenya!
F1 Merah x Merah (genotipe)
Mm x Mm (fenotipe)
Gamet M,m M,m
F2 MM :
Mm : Mm : mm
Merah : Merah: Merah:Putih
b.
Bagaimana perbandingan fenotipe F2?
F2 Merah : Putih
(MM,
Mm) : (mm)
3 : 1
1.6
Kesimpulan
1)
Gen memiliki bentuk-bentuk
alternatif yangmengatur variasi pada karakter alel.
2)
Jika sepasang gen ini
merupakan dua alel yangberbeda, alel dominan akan terekspresikan.
3)
Alel resesif, yang tidak
terekspresikan, tetapakan diwariskan pada gamet yang dibentuk
semoga bermanfaat kawan .. Boleh kopas asal cantumin sumber yaaa !!!
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar